Selasa, 21 April 2015

TUGAS SOFSTKIIL BAHASA INDONESIA 2 #2



BIOGRAFI DARWIS TRIADI


Darwis Triadi
Bila menyebut fotografi, nama Darwis Triadi langsung menempel di benak banyak orang. Pemilik nama lengkap Andreas Darwis Triadi memang bagaikan ikon fotografi Indonesia. Akan tetapi, siapa sangka pada awalnya Darwis adalah seorang pilot. Lantas kenapa dia beralih profesi menjadi fotografer?
  • Tempat/tgl lahir: Solo, 15 Oktober 1954
  • Pendidikan : Pendidikan Penerbang, Curug.
  • Organisasi : Ketua Asosiasi Photographer Propesional Indonesia (APPI)
Mengantongi licence penerbang tak lantas membuat pria kelahiran 15 Oktober 1954 ini berbangga. Padahal, sekitar tahun 1978 profesi sebagai penerbang pesawat merupakan profesi yang boleh dibilang amat bergengsi. Namun, ia merasa jiwanya bukan di udara. Pergaulannya dengan kalangan yang berasal dari dunia fashion, berangsur-angsur merubah pandangannya tentang fotografi.

Hingga sekitar tahun 1979, Darwis mantap memutuskan untuk berganti profesi. Walaupun sempat ditentang oleh ke dua orang tuanya, namun Darwis bersikukuh pada keyakinannya, Darwis terus melangkah. Padahal, bekalnya tidaklah memadai. Ia tak punya pendidikan khusus fotografi. Hobi memotret diperoleh lantaran bergaul dengan fotografer amatiran. Sementara itu, para fotografer profesional cenderung menutup diri. “Fotografer di zaman itu merasa dirinya eksklusif dan tak suka jika orang lain ikut belajar. Mungkin khawatir disaingi,” tuturnya mengenang.

Dihadang keterbatasan, Darwis tetap melangkah. “Saat itu saya berjanji bikin dunia fotografi tidak tertutup lagi. Saya ingin dunia ini menjadi gaul dan menarik,” katanya.

Berangkat dari foto untuk brosur Hotel Borobudur pada 1980 dengan bayaran Rp 50 ribu, kiprah lelaki berkumis ini makin dikenal karena berani tampil beda. Peristiwanya dimulai pada 1981. Di tahun itu, ayah dua putri ini berpameran bersama para fotografer amatir. Sementara rekan-rekannya memajang aneka foto bertemakan lanskap dan humanis, Darwis malah memunculkan foto beberapa model dan peragawati. Tak pelak, pengunjung pun kaget sekaligus kagum. Namun, tak sedikit juga yang mencemooh dengan menyebut Darwis sebagai fotografer yang tak tahu teknik foto sekaligus menentang arus.

Tak peduli ejekan, Darwis terus melangkah dan memperbaiki diri. Untuk mempopulerkan profesinya, ia rajin berpartisipasi dalam pameran dan promosi dari mulut ke mulut. Layanan permintaan berdasarkan kebutuhan pelanggan juga dilakoni. Bahkan, ia pun tak tabu bersikap proaktif ke para pelanggannya. Di samping itu, ia pun terus memperdalam ilmu fotografi, di antaranya beberapa kali mengikuti short course lighting dan teknik kamera di Swiss dan Jerman sejak 1983.

Keyakinan Darwis menetapkan tujuan hidupnya bahwa fotografi merupakan profesi yang juga bergengsi telah dibuktikan. Dari mulai mengerjakan berbagai macam foto produk-produk untuk iklan dan sebagainya dari berbagai produsen besar seperti NOKIA, PHILPS, BCA, PERMATA BANK, SATELINDO, INDOFOOD,SONY ERICSSON, TELKOM, GROUP PT. UNILEVER, BANK MANDIRI, MUSTIKA RATU, SARI AYU, WARNER MUSIC, AQUARIUS MUSIC, SONY MUSIC, dan lain sebaginya. Darwis Triadi Photography juga mengerjakan Comecial dan Non Comercial Photography, Digital Imaging Photography, Concept Design, Graphic Design, Stock Slide Show/ Slide Rental. Darwis juga telah menerbitkan buku-buku mengenai fotografi seperti, Kembang Setaman & Secret Lighting. Selain itu Darwis Triadi juga telah menerbitkan buku mengenai Photography seperti Kembang Setaman & Secret Lighting.

Selain memiliki studio Darwis Triadi Photography, ia juga membuka Darwis Triadi School of Photography. Sekolah yang menjadi salah satu impiannya, yaitu agar fotografi menjadi lebih terbuka

Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Kohn, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka \"Hasselblad International Annual\". Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Electronic AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997.